HAMARSUDI PASEDULURAN KANG LINUHUR

Senin, 02 Desember 2013

BREAK YOUR BORDER...sentuhlah angkasa biru


Kita sering menjumpai belalang & teringat akan lompatan - lompatannya. Ternyata, dari hasil penelitian yang bisa melompat tinggi itu adalah Kutu Anjing. Krn binatang ini mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya. Luar biasa bukan... Semua binatang blum ada yang bisa menyaingi hal ini...

Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukan ke dalam sebuah kotak kosong transparan lalu dibiarkan disana selama satu hingga dua minggu ? Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak transparan itu saja. Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang begitu saja dan berulang - ulang mencobanya & terbentur lagi. Terus begitu , sehingga ia mulai ragu akan kemampuan melompat yang super tinggi tadi.
 
Dalam hati berkata & berpikir, " Sepertinya kemampuan melompat saya memang hanya segini." Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak transparan itu. Aman.....!!!  Dia tidak membentur......! Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan ? Kemampuan saya memang cuma segini. Inilah saya !"
 
Dikeluarkan dari kotak transparan itu pun, ternyata di Kutu Anjing itu hanya melompat setinggi kotak itu. Karena sudah merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak itu. 
 
Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak - kotak transparan itu. Misalnya : Teman kerja juga bisa jadi kotak kosong itu. Coba ingat, ketika dia bicara begini, " Ngapain kerja keras seperti itu, kamu nggak bakalan dipromosikan, kok." . Banyak rupa & jenis yang bisa dikategorikan sebagai kotak - kotak kosong itu. Bisa pula berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia, keganthengan, kekayaan dan lain sebagainya. 
 
Bila semua itu menjadi kotak kosong maka akan menghambat prestasi dan kemampuan kita. Lihatlah Tukul Arwana, dengan gayanya yang mampu & menjadi presenter dgn rating yang tinggi di televisi. Andapun pasti kenal Ucok Baba. Dengan kondisi fisik seperti itu, dia juga mampu mempunyai keturuanan. Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi "raja" komputer. Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator nomor satu di Indonesia 
.
Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan setelah usianya lewat 65 tahun.
Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya sudah lebih dari 62 tahun.
Pakd Jokowi yang low profile, mampu menjadi tumpuan warga DKI untuk perbaikan yang lebih baik lagi.
 
Nah, bila kita masih terkungkung dengan kotak - kotak itu, pada hakekatnya kita masih terjajah.
 
BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !

Salam@poerone2solo




























Kamis, 28 November 2013

SEQUOIA atau BONSAI kah diri kita ?...

Pohon Bonsai, sudah seringkali kita lihat & mungkin kita mempunyainya di rumah. Pohon ini sebenarnya berawal dari Negeri Jepang sana yang selain indah dan mudah dibentuk walaupun tingginya hanya dalam hitungan sentimeter.

Dalam cerita dongeng anak - anak , sering kita melihat ada pohon yang seakan menjulang ke angkasa dan tembus ke atas awan sana. Ternyata itu nyata di alam ini, karena di hutan California sana banyak ditemukan pohon raksasa hutan yang bernama Sequoia. Pohon ini bisa tumbuh mencapai ketinggian 90 meter dan lingkar batangnya hingga 26 meter, salah satunya yang cukup terkenal dgn nama Jenderal Sherman. Pohon raksasa ini begitu hebat sehingga jika ditebang akan menghasilkan kayu bangunan yang cukup untuk membuat 35 buah rumah dengan lima kamar.
Padahal saat berbentuk biji Bonsai dan biji Sequoia berukuran sama kecil, masing2 beratnya kurang dari satu milligram. Setelah keduanya tumbuh dewasa terjadi perbedaan ukuran yang luar biasa dan kelihatannya seperti peristiwa yang sederhana saja, tetapi mari kita mencoba mentafakur alam atas kedua biji tanaman ini.
 
Ketika biji pohon Bonsai mulai menyembulkan tunasnya di muka bumi, orang Jepang mencabutnya dari tanah dan mengikat pokok akar dan memotong sebagian cabang akarnya dengan demikian secara sengaja menghambat pertumbuhannya. Hasilnya adalah sebatang pohon yang indah tetapi tetaplah mini.

 Sedangkan biji pohon Sequoia jatuh ke tanah hutan California yang subur dan mendapat gizi dari mineral, air hujan dan sinar matahari, akan menghasilkan sebuah pohon raksasa.
 
Bukankah sesungguhnya biji Bonsai maupun biji Sequoia tidak punya pilihan dalam menentukan nasibnya, hanya berpasrah saja dimana ditempatkan ditumbuhkan. Tidak demikian dengan manusia, kita semua punya hak untuk menentukan nasib.  Jadi besar atau jadi kecil , tergantung pada apa yang kita kehendaki. Mau jadi pohon sekecil Bonsai atau seraksasa Sequoia....?
 
Citra diri dan cara kita memandang diri sendiri akan menentukan menjadi apa esok kita..
Karena pilihan ada di tangan ANDA.....

Salam@poerone2solo

Selasa, 05 November 2013

RADEN KOKROSONO....( olo tanpo rupo, yen tumandang mung sedelo )

Raden Kokrosono... Jarang yang mengenal tokoh wayang ini, karena memang jarang dimainkan dalam sebuah pertunjukkan wayang kulit purwo. Tapi, sekarang ini harusnya ketokohan inilah yang harus dimainkan & sering dipertontonkan sebagai upaya untuk mencari seorang pemimpin....

Raden Kokrosono atau Sukrosono, mempunyai bentuk yang buruk rupa alias buto bacang / seperti buto kecil , dia adalah adik dari Raden Bambang Sumantri, putra dari Begawan Suwandhagani ( paman dari Prabu Arjuna Sasrabahu ). Raden Kokrosono lah yang selalu membantu kakaknya yang mau " suwita " ke Prabu Arjuna Sasrabahu & dia lah yang mampu memindahkan Taman Sriwedari sebagai prasyarat diterimanya pasuwitan Bambang Sumantri. Tapi, sungguh tragis & miris hati karena akhirnya Kokrosono mati ditangan kakaknya sendiri demi pangkat, derajat & ambisi......

Kriteria orang baik itu mungkin bisa kita temukan dalam sosok Kokrosono ini, ia selalu siap berkorban untuk kepentingan orang lain, atas dasar cinta dan pengharapan mewujudkan dunia yang ideal. Tak pernah berhitung untung dan rugi atas pilihannya....

Bandingkan dengan pemimpin - pemimpin kita sekarang ini, yang dikuasai pencitraan ala Arjuna yang serba kinclong dan moblong-moblong (pesona diri yang berlebihan). Kokrosono menjadi antitesis yang sangat strategis. Ia melawan arus besar kegandrungan publik atas pemimpin yang memiliki keindahan citra fisik ( harus nggantheng, tinggi besar, kumisan atau berjenggot ) dan anti mentalitas manusia salon. Terbukti, para pemimpin ala Arjuna itu tak memberikan perubahan signifikan bagi bangsa ini. Sebaliknya, bangsa ini justru harus melayani segala kemanjaan para ”Arjuna”, sekaligus jadi tong sampah bagi keluhannya. Lebih menyedihkan lagi, para ”Arjuna” itu sering ngabul-abul (mengacaukan) bin nilep kas negara untuk membiayai kepentingan diri & golongannya yang tidak terbatas dan dilakukannya secara systematis & di backup landasan hukum yang kuat.

Momentum 9 April 2014, kita harapkan bisa melahirkan Kokrosono - Kokrosono baru... Karena bagi Kokrosono, segala pencitraan tak lebih dari kosmetik untuk menutupi berbagai borok, baik borok personal, borok politik, maupun borok sosial. Kokrosono tak butuh bedak dan gincu pencitraan karena ia tak punya borok. Ia sangat percaya diri untuk tampil lugas, apa adanya, penuh sikap kesatria. Ini dadaku, mana dadamu, begitu ia berucap tanpa niat sombong, tapi tegas dan berani.


Kesederhanaan, kejujuran, kepatutan, dan kelayakan menjadi dasar kehadiran ” Kokrosono ”.  

Salam@poerone2.solo









Minggu, 03 November 2013

KONSISTENSI " CAKIL "....



Cakil, salahsatu tokoh pewayangan yang melambangkan kejahatan oleh kebanyakan orang yang hanya tahu sekilas tentang wayang. Mari kita coba untuk " mengintip " dari sisi samping CAKIL....

Pemeran tokoh Cakil itu pasti orang pilihan... Tarian & kembangan kreasi dalam menarinya harus lebih kreatif & sulitnya luar biasa.

Cakil tidak pernah kompromi dalam berperang, apa adanya, tidak mau disuap & tidak mau menyuap, pantang menyerah & tidak pernah melarikan diri minta bantuan... dilabuhi tekaning pati. Masih adakah orang Indonesia yang seperti Cakil ini..... ( tidak banyak mas.....)

Cakil identik dengan keangkaramurkaan & yang dicari hanya Arjuna....Keluar sekali & matinya ditangan Arjuna, sang lelananging jagad pewayangan. Kalau mau kritis sedikit ke pak Dalang, coba tanyakan asal - usul dari Cakil itu sendiri....

Tidak banyak yang tahu , asal usul dari Cakil. Emang Cakil kayak Nabi Isa, lahir tanpa bapak ibu.... Bukankah semua tokoh pewayangan, ada silsilahnya. Dan yang pasti Dalang tahu persis silsilah bapak ibu , kakek & neneknya sebuah tokoh wayang.. Trus, dengan Cakil gimana ?..

Cakil sebenarnya adalah anak Arjuna.... woooowww, ndak perlu koprol lho ya. Dulu ada seorang Raja yg sakti dalam memanah, Palgunadi namanya. Karena merasa ada pesaing dalam memanah, Sang Arjuna ingin Resi Dorna mengambilkan cincin kesaktian memanah di jari manisnya Palgunadi. Dengan keikhlasan & ketulusan, krn bhaktinya kepada Resi Dorna yg dianggapnya sbg Mahagurunya diberikan cincin beserta jari manisnya itu kepada Arjuna. Dan akhirnya Palgunadi pun mati ditangan Arjuna.....

Prabu Palgunadi mempunyai istri yg cantik jelita , Dewi Anggraeni. Berbagai bujuk rayu, Arjuna menginginkan juga Dewi Anggraeni yang hanya setia kepada Palgunadi. Akhirnya , Arjuna bisa melampiaskan nafsunya dengan paksa yang akhirnya lahirlah seorang bayi raksasa sbg lambang nafsu bejat Arjuna yg bernama Gendir Penjalin alias CAKIL....

Salahkah trah Cakil yg menuntut balas atas penderitaan ibunya....
Kalau bingung, tanya saja sama Arjuna.....???

Salam@poerone2.solo

















SEBERAPA " PENDEKAR KAH " KITA INI....

Dunia persilatan identik dengan berkelahi, keseleo, robek, berdarah - darah atau pasti urusannya dengan pihak Kepolisian setempat. Semenjak berlatih dari mulai belum kenal yang namanya memukul & menendang, kemudian sudah mendapatkan pengakuan menjadi seorang " PENDEKAR "... ( bukan hanya sebatas organisasi saja , tapi juga dikomunitas bermasyarakat ). Terkadang menjadikan dirinya menjadi malas, sombong & merasa serba tahu..

Kita tidak pernah meragukan 3 kualitas kependekarannya, :

                 1. Masalah Ghoib ( jin, kesurupan, santhet, pagar ghoib, tafsir mimpi, tebak nasib dsb )
                 2. Pengobatan Alternative ( semua penyakit dengan ritual doa kepada Sang Pencipta )
                 3. Sakti Mandraguna ( ora tedas tapak palune pande, tidak mempan senjata tajam )

Ini standart baku yang dimiliki oleh seorang Pendekar... Berbagai cara & laku, dijalani untuk sebuah pengakuan menjadi Pendekar. Tapi, justru inilah yang membuat kita semua menjadi mundur kebelakang & sering terjadi benturan dengan pihak lain ataupun dengan internal kita sendiri. Karena merasa diri lebih, membuat kita semua sulit & berat untuk menerima saran , masukkan ataupun kritikan yang membangun. Selama bertentangan dengan kemauannya, maka akan dipakailah derajat "kesenioran" untuk melandasi argument peyanggahnya.

Bukankah dulu kala, hanya diajarkan untuk menjadi manusia berbudi luhur, tahu benar & salah, dengan mengedepankan Ketaqwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa yang penuh dengan kecintaan kepada Nya. Seberapa pendekarnya kita ini, hanya terukur dari ketakutan kita kepada 2 hal : MALAS & HUJAN....

Kalau hanya pendekar aspal ( asli tapi palsu ), jika berhadapan pada dua hal ini pasti akan lari terbirit - birit. Dengan berbagai alasan tentunya, kita bisa beragumentasi untuk menutupi kemalasan itu. Yang pengantin baru lah,.. anaknya baru kecil lah...istrinya hamil lah...kecapekan lah...belum pulang kerja lah... masih sibuk lah,.... dan banyak lagi yang lainnya...

Allahualam bishowab. Semua dikembalikan pada dirinya...
1 Syuro diperingati sebagai kelahiran SH Terate, tentu mengingatkan kita kembali akan janji & tugas kita sebagai Warga SH Terate...

1 Muharram 1435 H

Salam@poerone2.solo












KUNCUNG E SEMAR.... ? KENAPA ?



Semar... Semua orang sudah hafal mati dengan nama ataupun gambaran tokoh tua pewayangan, yaitu SEMAR. Banyak kupasan yang membahasnya & menceritakan filosofinya seperti yang sudah kita ketahui bersama. Tapi, pernahkah kita mencoba mencari tahu kenapa kok profil Semar itu memakai " kuncung "... Apa hanya untuk trendsetter model rambut saja ? atau memang model jaman dulu AMD saja ( pen. abri mung ndase ) ? atau kenapa... ?

Semar identik dengan perlambang kedewasaan didalam mengarungi jatah usia kita. Usia ... semakin hari, seiring bergulirnya waktu akan mengurangi jatah umur kita ini. Banyak yang mengukur kedewasaan seseorang , baik dalam berpikir & bertingkahlakunya harus berbanding lurus dengan umurnya. Semakin berumur, menjadi sebuah ciri & keharusan untuk lebih dewasa daripada yang lebih muda umurnya. Anggapan inipun tidak 100 % benar adanya, karena banyak juga yang sudah dewasa namun masih kekanak-kanakan. Mudah marah, suka berebut &  suka pamer, bahkan tidak mempedulikan lagi sikon yang ada. Pokok e gue banget gitu....

Beda dengan SEMAR... tokoh pewayangan “ tukang momong “ dari Pandawa, dengan KUNCUNG dikepalanya sebagai ciri khas nya. Kuncungnya Semar, menjadi perlambang yang tidak bisa lepas dari karakter Semar sendiri. Kekanak – kanakan Semar, diliat dari kuncungnya itu yang mengisyaratkan kepolosan , ketulusan & kejujuran seorang anak dalam dirinya. Apa jadinya jika kuncung itu tidak berada dikepalanya Semar....

Yang ada , hanya pribadi yang penuh kepalsuan & kemunafikan belaka
Yang ada , hanya pribadi yang tertutup, jaim, gengsi & serba pamrih.
Yang ada, hanya pribadi yang penuh muslihat saja


Yang tua , harusnya penuh kesantunan dalam mengisi sisa hari hidupnya
Yang muda, menjunjung tinggi tepo sliranya didalam mencari pengalaman hidupnya

Salam@poerone2.solo







Rabu, 23 Oktober 2013

Terlupakan JASMERAH...?


Dulu kala hiduplah seorang  Jenderal Panglima Perang yang sangat memegang prinsip akan sebuah aturan yang tegas & tidak pandang bulu dalam penerapan aturan yang telah disepakatinya. Dia memiliki 3 harimau ganas untuk menghukum anggotanya yang bersalah sampai ke jajaran penasehatnya pula. Jika sang Jenderal menilai orang itu bersalah dan tidak berkenan atas kesalahan tersebut, mereka akan dilempar ke kandang harimau agar dicabik dan dimangsa oleh harimau - harimau ganas tersebut, sebagai sebuah peringatan yang tegas & pembinaan bagi yang masih setia kepadanya.
 
Suatu hari, seorang Komandan Regu membuat sebuah keputusan yang dianggap salah sehingga membuat sang Jenderal murka.  “ Kapten Joyo...! Atas kesalahan yang telah kamu perbuat, saya selaku Jenderal Panglima Perang ini menjatuhkan hukuman & segera laksanakan hukuman itu. Besok pagi, giliranmu masuk ke kandang harimau ,” teriak sang Jenderal dengan lantang di depan prajurit2nya.
 
Kapten Joyo dengan wajah pucat & gemetar berkata lirih, “ Jenderal, hamba telah lama mengabdi kepada Jenderal dan kerajaan ini lebih dari 20 an tahun. Atas pengabdian hamba selama ini, hamba mohon waktu penundaan hukuman selama 20 hari saja. Setelah 20 hari, hamba akan menghadap dan siap menjalani hukuman itu.”  sang Jenderal, setelah berpikir sejenak, akhirnya mengabulkan permintaan terakhir anggotanya itu.
 
Dari sana, si kapten bergegas menuju kandang harimau dan meminta izin kepada penjaga untuk membantu mengurus harimau - harimaunya selama 20 hari. Walaupun merasa heran, tetapi karena kapten sendiri yang meminta, dia pun mengizinkannya. Sejak saat itu, si kapten membantu memelihara harimau - harimau itu, memberi makan, memandikan, membersihkan kandang, dan memberi perhatian dengan sebaik-baiknya. Setelah 20 hari, rupanya harimau - harimau itu pun menjadi jinak kepada Kapten Joyo.
 
Tibalah waktu eksekusi. Disaksikan sang Jenderal, dimasukkanlah Kapten Joyo itu ke kandang harimau. Akan tetapi, betapa terkejutnya Jenderal, saat melihat harimau - harimau ganasnya itu justru jinak padanya. Apa yang terjadi ? Kapten Joyo pun menjawab merendah, “ Jenderal, hamba telah ‘mengabdi’ pada harimau - harimau ini selama 20 hari dan mereka tidak melupakan jasaku. Tapi Jenderal… hamba telah mengabdi kepada kerajaan ini selama 20 an tahun, dan paduka tega menjatuhkan hukuman ini pada saya. Mohon ampuni kesalahan saya.” Mendengar itu, sang Jenderal tersentak kesadarannya. Dengan rasa haru, akhirnya si kapten pun dibebaskan dari hukuman & diberi sebuah pembinaan.....".
 
Seringkali sekarung kebaikan dari orang lain, mudahnya terlupa dari ingatan kita. Tapi, kalau sebutir perlakuan yang kurang mengenakkan atau menyakitkan hati.... terkenang sampai kapanpun . Hmmmm, begitukah diri kita..  
 
Mudah2an dengan mengingat budi baik orang lain, bisa menjadikan semangat untuk selalu berbuat baik pula kepada orang lain...
 
Salam@poerone2.solo























Selasa, 15 Oktober 2013

SAPI oh SAPI....


Orang tua sering berujar disaat menasehati kita di saat sekolah dulu, untuk terus belajar , belajar & belajar. " " Lha yen ora gelem sinau, kowe engko dadi wong bodo kang longa - longo koyo KEBO, padahal wong bodo kui dadi panganne wong pinter...." ( kalau kamu tidak mau belajar, nanti kamu akan seperti kerbau, padahal orang bodoh itu jadi santapannya orang pinter alias mudah kena tipu.

Dalam mentafakur alam di sekitar kita pun, akan berbeda sekali antara SAPI & KERBAU... Menurut kriminolog kampung, yang biasa berhadapan dengan pencuri - pencuri hewan ternak ataupun curbus alias curi tebus. Ada tips didalam pengamanan hewannya di saat malam hari.

KERBAU : masukkan ke kandang dengan mengikat tali lehernya kerbau ke tiang kandang.
SAPI        : di lepas tali lehernya di saat hewan itu sudah masuk di kandang nya.....

Kok gitu ya ? Ternyata hasil penelitian membuktikan bahwa... di saat malam, beda reaksinya diantara Sapi & Kerbau. Kalau Kerbau, malam hari dia hanya akan diam saja, seandainya ada yang mau berniat mencuri & memeganginya. Tapi, silahkan dicoba sendiri pegang Sapi di malam hari....

Sapi tidak akan pernah mau jadi seperti kerbau yg bisanya hanya longa _ longo....Malahan sekarang komoditas daging sapi menjadi rebutan pejabat - pejabat kita.

Hidup SAPI - SAPI INDONESIA....

Salam@poerone2.solo




















SUMPAH.... ???

  

Sebentar lagi tgl 28 Oktober , yang di negeri ini dikenal dgn peringatan hari SUMPAH PEMUDA. Sudah lama sebenarnya tergelitik juga untuk memberikan sebuah pertanyaan untuk penguasa negeri ini. Kenapa yang bersumpah " cuma " para pemuda....? Kenapa ya ?...

Apakah karena orang - orang tua kita, sudah kenyang asam garam & malu untuk bersumpah. Pahit getirnya kehidupan mengajarinya untuk sareh & semeleh, karena keduanya akan memaksa setiap orang tua untuk tahu diri betapa susahnya untuk tidak melanggar sumpah. Yang pasti lebih susah , daripada pas ngucapin sumpahnya.

Sekarang ini, baru ngetrend pejabat - pejabat bersumpah untuk melakukan pembelaan & pembenaran dirinya atas tuduhan yang ditujukan kepadanya. Mr. Anas, jika saya menerima suap Rp. 1,-- pun, siap untuk digantung di Monas. Belum tuntas, ada pak hakim Akil Mochtar, siap potong tangan jika menerima suap. Dan segera disusul Pakd Mahfud MD, siap dipotong lehernya jika ia menerima suap........

Namun,... Update terakhir kan, ada yang dijadikan tersangka namun belum ditahan. Kemudian, ada yang tertangkap tangan pas proses suap terjadi. Ada apa ini.... ????

Kita mungkin baru tersadar , jika mereka - mereka ataupun pejabat kita sekarang ini bukan orang - orang yang bodoh alias bego. Mereka semua punya titel akademis yang luar biasa.... minimal Master atau bahkan Proffesor. Bukankah hukum di negeri ini, bukan hukum jalanan ataupun ngikutin sumpah. Semua dibawa ke pengadilan dan pastinya jatuh hukuman adalah penjara & belum tentu juga akan dihukum mati.

Jadi kurang tepat jika 28 Oktober itu dianggap sebagai hari SUMPAH menyumpah.... Bukankah setiap pelantikan Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Lurah, Dirut, Direksi ...semua diambil sumpahnya. Di negeri ini bisa bergilir terjadi pelantikan itu tiap bulan....Kemana sumpah mereka.....  

Salam@poerone2.solo








 




Jumat, 06 September 2013

INILAH PEDANG HIRARKI JABATAN...


Tidak ada yang tidak kenal dengan pedang samurai..( yang terkenal ketajamannya dan kualitas bajanya ). Kalau tidak ada samurai, sebagai bahan kajian.. bisa memakai sebuah pisau. Karena setiap rumah pasti ada yang namanya pisau...

Kalau mau memperhatikan dengan seksama & baru tersadar sekarang ini, bahwa semua pisau itu dibuat dengan tajam kebawah & tumpul keatas. Apakah ini sebuah kebetulan ?... Apakah ini sebuah hal yang biasa - biasa saja ?. Tentu bukan...Karena, semua sudah menjadi pembelajaran & antisipasi atas semua aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan pisau tersebut. Dengan memberikan ketajaman kebawah, dengan harapan tentunya memudahkan didalam sebuah proses pemotongan. Sedangkan yang bagian atasnya dibuat tumpul, dengan pertimbangan keamanan untuk melakukan tekanan bila kesulitan melakukan pemotongan..

Kajian ilmiahnya, mungkin seperti diatas tadi. Namun, ini juga menjadi sebuah filosofi ksatria samurai didalam menjaga kewibawaan sang raja. Apapun titah raja, itulah yang akan dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Benar salah ( bukan menjadi ranahnya ), tapi pengabdian kepada Rajanya itu adalah sebuah harga mutlak yang harus selalu dipegang teguh sampai menutup mata.

Didalam hirarki organisasi ataupun dalam perusahaan, seringkali juga berlaku hukum samurai ini. Salah benar seorang leader, kita sebagai anggota team..ya harus mengamankan kebijakkan tersebut. Walaupun mungkin itu juga sudah dipahaminya & mereka pernah mengalami hal seperti itu, namun karena ada pihak diatasnya yang lebih super power..tidak akan bisa berbuat banyak mengatasi hal tersebut. Jadilah, tumpul ke atas. Karena hanya sendiko dawuh ( org. jawa ) saja, tanpa berani untuk mencoba berargumentasi yang nantinya akan terjadi benturan analysanya. Hal ini berlaku kepada pihak - pihak yang masih mempunyai atasan langsung, karena akan tumpul alias manut - manut mawon lah....

Sesungguhnya bukan karena pengabdian & idealismenya didalam mengikuti kemauan atasan, tapi kembali lagi pada sebuah potensi kehilangan jabatan, yang akan berujung pada sebuah proses NOL kembali , jika mau berproses menjadi seorang karyawan baru di perusahaan yang baru atau bahkan usianya tinggal menunggu pensiun... 

Disaat menjadi " anak " , jadilah anak yang berbhakti kepada orang tuanya..
Jika menjadi " bapak ", jadilah bapak yang baik bagi anak - anaknya..
Mudah - mudahan kita semua masih bisa menjadi menikmati sisa hidup ini, dengan senantiasa belajar dari apa yang sudah kita lakukan selama ini.

Salam@poerone2.solo










Kamis, 05 September 2013

FILOSOFI DARI MANGGA YANG MANIS, NAK...


Wuih, enaknya nie mangga kek...harum n manis gitu loh . Pujian terlontar disaat saya mencoba mangga yang ada dirumah kakek didesa dulu. Lama memang kami bisa berkunjung ke desa kampung halaman, palingan kalau pas mudik lebaran atau bersamaan acara kantor ke Jawa. Pohon mangga nan rindang , penuh dengan buahnya membuat penasaran semua orang untuk mencoba kemanisan & kelezatannya.

Oh...iyo i le. Pancen manis tur arum pelem me... Lha wong itu yo pelem mu i... ( Oh iya, memang manis dan harum itu mangga. Lagian juga itu manggamu kok ... ).. jawaban penuh keluguan tertutur halus dari kakek. Manggaku....? penuh keheranan , penuh selidik.. Kapan saya nanamnya kek ? trus jenis apa itu mangga ? Saya rasa ndak pernah kok tanam - tanam mangga di pekarangannya kakek.....

Makanya, sering pulang jawa...Kakek rindu kenakalan mu dulu, waktu masih kecil.. Pohon mangga itu , bukan kakek yang tanam. Tapi, ingat....dulu kamu sering makan mangga, trus bijinya kamu lempar sana sini... Nah, itulah hasil dari kenakalanmu dulu...tumbuh menjadi pohon mangga & sekarang kamu nikmati buahnya itu...

Subhanallah,,,ternyata itu " hasil " dari keusilanku dulu dan kakek malahan merindukan hal itu lagi. Seringkali memang didalam hidup ini, perlu sebuah kesantunan didalam menikmati dan mewujudkan kesyukuran itu dengan tulus ikhlas, yang pastinya Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita. Walaupun, itu sebuah kesalahan...walaupun itu sebuah ujian...atau musibah. 

Dan kalau mau meneliti, darimana asal manis tidaknya buah mangga itu... Kita semakin dibingungkan dengan tidak adanya bagian didalam buah itu sebagai sumber "manisnya". Kakek hanya bertutur lirih, " kabeh sing neng njero kui, yo sing ndadekne manis lan ora ne'.. " ( Semua unsur didalamnya yang menyebabkan manis tidaknya buah itu ).

Demikian juga baik & tidaknya seseorang...sesungguhnya juga berasal dari seluruh unsur dalam diri kita sendiri. Kalau semuanya baik, ( pikirannya, logikanya, prasangkanya, perilakunya, sopan santunya, tutur katanya, dan terutama adalah hatinya...) selalu , selalu & selalu berisi kebaikkan , pasti juga akan menjadikan kita menjadi orang baik.

Berpikir baik, untuk berkata & bertindak baik..mudah-mudahan nantinya menjadikan kita orang yang baik pula. Biarlah orang lain yang menilai baik dan tidaknya kita...

Salam@poerone2.solo










Rabu, 04 September 2013

KEBIJAKKAN ITU TIDAK BISA DIADILI & DISALAHKAN...

Prabu Yudhistira.. Didalam pewayangan Mahabarata adalah sosok raja yang disegani & dihormati, karena kesantunan & kebersahajaannya didalam menghadapi masalah kehidupan dunia...Istrinya pun akan diberikan, jika mau diperistri oleh yang lainnya. Yang terkenal dalam dirinya adalah KEJUJURAN yang tidak pernah mau & bisa untuk berbohong. Tapi, disaat berlangsungnya perang Baratayuda...Yudhistira lah yang sesungguhnya menjadi pelemah & penyebab terbunuhnya Resi Durna yang terkenal sakti mandraguna...

Dengan berucap," Aswatama mati..... Aswatama mati !". Lemah lunglai Sang Resi Durna, yang menduga matinya putra kesayangannya Aswatama, sehingga dengan mudahnya Drestadjumna memenggal kepalanya dari belakang. Matilah Sang Resi Durna, pengayom dari Bala Kurawa & guru dari Pandawa sendiri..

Analysis kasus, haruskah Prabu Yudhistira yang bertanggungjawab terhadap kematian Sang Resi Durna ? Atau sebuah pamali atas ketidaksatrianya Drestadjumna dalam membunuh Sang Resi dari belakang ?..

Semua ini bersumber dari keahlian sang sutradara Pandawa dalam Baratayuda ini, yaitu Prabu Kresna. Karena Prabu Kresna lah yang mbisiki Yudhistira & menyuruh berkata : Aswatama mati, disaat seekor gajah yang bernama Aswatama dibunuh oleh Werkudara. Siapa & beranikah semuanya , untuk menyalahkan Sang Prabu Kresna yang telah didaulat oleh Pandawa & seluruh balatentara Pandawa menjadi pengatur strategy perang dalam Baratayuda ini...

Prabu Yudhistira , menjadi sosok yang bisa dipersalahkan dalam hal ini. Karena telah berbohong... Sang Raja Amarta hanya berkata singkat , padat & jelas.... " Kebijakkan itu tidak bisa disalahkan, saya Prabu Yudhistira bertanggungjawab dunia akhirat ". Ya juga sich, karena semua yang tahu persis apa yang harus dilakukan ya sang Raja sendiri, sebagai pemangku keputusan untuk kemaslahatan rakyatnya.

Pihak terakhir yang bisa dituntut untuk dipersalahkan tinggal , si pelaku pemenggal kepala Sang Resi Durna..Drestadjumna... Tapi, Drestadjumna melakukan itu semua , juga ada sebabnya. Bukankah bapaknya Prabu Drupada dipecundangi oleh Resi Durna dengan tidak ksatria juga. Nggunduh wohing pakarti...

Sengketa pembenaran & pencarian terdakwa, tidak akan pernah didapat atas kasus ini ( sama di negerinya simbah saya sana ). Kita ini sebagai rakyat, harus bisa menggembirakan semua pihak yang diatas sana, sebagai wujud & potensi kedepan untuk masih bisa eksis & masih layak dijual sebagai boneka - boneka yang bisa diperjualbelikan dimasa mendatang...

Salam@poerone2solo










Selasa, 03 September 2013

SUMBER KE-SOMBONG-AN...


Sombong adalah salah satu dari penyakit yang penyebarannya didalam tubuh kita ini, menjalar dengan sangat halus sekali. Terlalu halusnya, seringkali kita semua tidak tersadar diri disaat kesombongan itu sudah demikian kronisnya didalam tubuh kita. Peringatan dan saran dari orang - orang terdekatpun, akan membuat tersinggung & marah besar kemudian akan disanggah dengan berbagai argumentasi penuh dengan api amarah ketidaksenangan diri ini.

Berawal dari sebuah kebanggaan, kemudian berlanjut keinginan untuk sebuah pengakuan, dan akhirnya menjadi seorang NARSIS karena semua orang harus tahu apa - apa yang kita lakukan atau yang kita miliki ( yang dulu maupun yang sekarang ). Sesungguhnya kita menyadari atas kesombongan - kesombongan kita ini, namun karena sudah menjadi penyakit kronis didalam pikiran & lingkungan sekitar, menyebabkan kita menjadi terlena & terjerumus kedalam buih - buih kesombongan.

Sebagai contoh : Yang kurang punya, misalnya setelah mendapatkan " sedikit kaya " , cerita & memamerkannya kepada semua orang...ini lho...itu lho dsb. Kalau yang kaya, seringkali memamerkan kekayaannya secara halus sekali ( tanpa trasa menyombongkan ), tapi kentara juga kalau baru saja sombong . Misal : Tuh si Bungsu , kalau sekolah jajannya minta ampun...bisa habis 200 - 300 rb tiap hari. tapi, ya ndak papa, lha untuk apa papanya cari uang, kalau bukan untuk anak - anak .

Kalau mau kita telusuri, sesungguhnya sumber dari kesombongan itu adalah pikiran / hati kita sendiri. Sabda Baginda Nabi Muhammad SAW : " Tidak akan masuk surga seseorang yang didalam hatinya terdapat kesombongan sebesar biji sawi." Selama hati / pikiran ini , tidak terbersit untuk berlaku sombong... Pastinya didalam bodylanguage tubuh kita pun tidak akan nampak sebuah kesombongan. Misal : beli jam harga satu milyar ( seperti pengacara artis ), yang tahu harga & kualitasnya kan kita sendiri atau palingan keluarga. Tapi, karena memang ada sebersit pengin diliat, pengin ditanya, pengin dipamerkan, pengin dikagumi, pengin dipuji.... dsb. Ya akhirnya cara berjalannya, cara membetulkan jamnya, cara melihat jamnya... pasti akan "menyombongkan" dengan sendirinya....

Berhati - hati didalam menjaga hati / pikiran kita , untuk sebuah kenikmatan hidup apa adanya & nikmati apa yang ada. Bukankah semua yang dimiliki didunia ini, tidak pernah kita memesannya dulu sebelum terlahir... Apa yang mau kita bangga - banggakan kawan.....

Salam@poerone2.solo  





Minggu, 01 September 2013

ILMU EXACT & ILMU SOSIAL..LEBIH SULIT MANA YA ?


Mengenang disaat sekolah dulu, ada sebuah kebanggaan kita atau bahkan orang tua , jika dalam penjurusan kelas 2 SMA dimasukkan kedalam Jurusan IPA daripada yang diarahkan ke Jurusan IPS. Karena Jurusan IPA itu identik dengan anak - anak pintar yang mempunyai IQ agak lebih dan minimal didalam kelas 1 nya masuk dalam 10 besar. Kalau mau menelusuri & memperhatikan, lebih cerdasan anak - anak Jurusan IPS..Jika diukur setelah 10 - 15 tahun kemudian, dengan melihat status sosial didalam keluarga & masyarakatnya...

Jurusan IPA atau lebih kerennya dibilang Exact, itu hanya terlatih untuk berhadapan sesuatu yang pasti - pasti saja dan terdidik untuk percaya , bila sudah melakukan sebuah pembuktian. Dan berpikirnya pun sama sampai kapanpun, misal : 5 x 7 = 35 atau 8 x 9 = 72 dsb. Hal ini terkadang terbawa didalam hidup bersosial & bermasyarakatnya, yang cenderung pendiam & disaat mempunyai ide , keras didalam argumentasinya untuk mengukuhkan ide itu & sulit menerima ide yang lain ( karena sudah memperhitungkan dengan kalkulasi yang akurat, menurutnya ).

Jurusan IPS atau biasa disebut kelas Sosial, sesungguhnya merupakan kelompok anak - anak yang tergembleng lama untuk kecerdasan sosial & melatih otak menjadi " super - super " ingat. Karena sudah menjadi kebiasaannya didalam memeras otak untuk sebuah ingatan yang notabene sepele , tapi tidak boleh salah. Misal : Kapan terjadi perang Diponegoro...? Siapa yang mewakili RI dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar ?... Pusing kan untuk kita - kita yang berada di Jurusan Exact, tapi tidak untuk temen - temen di kelas IPS dulu. Luar biasa....

Implementasi setelah di kehidupan nyata, lebih fatal lagi... Sebuah contoh yang frontal bisa kita gambarkan, anak - anak IPA itu tidak akan percaya jika jatuh dari gedung berlantai 4 dengan kepala terlebih dulu itu bisa meninggal dunia, sebelum mereka mempratekkan sendiri. Setelah mencoba, baru mereka akan percaya. Itulah filosofi kebersosialan mereka....

Berbeda dengan anak - anak IPS , yang mencoba dulu untuk belajar dari orang lain, belajar dari kejadian yang pernah terjadi, belajar dari analisa - analisa kehidupan... Dan biasanya merekalah yang menjadi leader - leader di Perusahaan dengan mempekerjakan anak - anak IPA yang super exact...

Bravo untuk anak - anak IPS yang memang terlatih untuk berkehidupan sosial & selamat pula untuk anak - anak IPA yang mampu mengolah kepastian menjadi sebuah pembelajaran didalam bersosial & bermasyarakat di kehidupannya...

Salam@poerone2.solo






" ANTRI " CULTURE TERPENDAM DI INDONESIA


Menunggu , merupakan saat - saat yang kurang menyenangkan dalam mengisi waktu kita. Namun, konsekuensi itulah yang harus kita terima disaat bersamaan waktunya dengan orang lain yang mempunyai kepentingan yang sama dengan kita. 

ANTRI, menjadi sebuah solusi terbaik untuk mengatur atas kebersamaan waktu & kepentingan kita itu. Dengan berbesar hati & penuh kesantunan kita belajar didalam budaya antri ini , tanpa harus mencoba untuk serobot sana sini atau bahkan mencari memo untuk bisa mendahului yang lainnya .

Kesantunan didalam budaya ini, tentu mengedepankan kepentingan & kegentingan dari semua pihak. Walaupun norma kenormalan menurut antrian , juga tetap menjadi satu - satunya solusi yang terbaik untuk menjembatan kebersamaan itu.

Berhati-hatilah didalam menjaga warisan budaya leluhur ini, yang mengajarkan perihal : " tepo sliro / tenggang rasa . . .". Jamu kepedulian yang diajarkan oleh orang tua kita didalam berhubungan bermasyarakat & bersosial. Inilah sesungguhnya suatu kepribadian yang sudah lama dimiliki nenek moyang kita, dalam kurun waktu bertahun-tahun lamanya. Namun , seiring berjalannya jaman & pengaruh globalisasi kebarat-baratan...Budaya itu luntur & tergantikan dgn Loe, Gue & Emang Gue Pikiran.... Capek dech...

Gali kembali culture ini, dengan membiasakan Antri... mulai dari diri / keluarga kita & mulailah dari sekarang juga...

Salam@poerone2.solo








LEARNING FROM RAHWANA...

Rahwana menculik Dewi Sinta, permaisuri dari Prabu Rama... Dan identik dengan kejahatan , angkara murka, dan keburukan sifat - sifat manusia. Begitukah Rahwana menurut cerita pewayangan yang sebenarnya ?.

Yang tidak pernah terekspose dari cerita pewayangan, ini menginspirasi seperti keadaan manusia sekarang ini. Karena seringkali kita melihat seseorang itu hanya dari luar disebut kawan , jika berada pada pihak yg menguntungkan kepentingan diri kita sendiri dan dianggap lawan, jikalau menyinggung kepentingan golongan atau diri ini ( bukan hanya kepentingan kita, tapi terusiknya perasaan sedikit saja ), sudah bisa mudah termasuk kategori musuh atau lawan bagi kita .

Bukankah Rahwana hanya menepati atau intinya menagih janji Sang Dewata akan 2 hal yang diberikannya disaat bertapa kurang lebih 50.000 tahun lamanya, yaitu :
        
       1. Diberi kesaktian tiada tanding, perwujudan keangkaramurkaan sbg perimbangan kebaikkan 
       2. Diberi jodoh titisan Dewi Widowati, yang ternyata menitis pada Dewi Sinta ini 

Salahkah Rahwana untuk hal ini...memaksa istrinya Prabu Rama ? Selama 12 tahun lamanya Dewi Sinta berada di Alengka, Rahwana tidak pernah menyentuhnya. Prinsip seorang Rahwana, tidak akan pernah sudi memaksa cinta, tapi menunggu cinta setulus hati sampai kapanpun itu...

Kemurkaan Rahwana memuncak disaat Dewi Sinta mensyaratkan untuk meminta maaf kepada Prabu Rama ( seorang raja , yang tega membunuh kakaknya untuk sebuah tahta ) & setelah semua rakyat bala tentara Alengkanya habis semua... Labuh pati, sebagai wujud Ksatria Pilih Tanding...

Tangis Dewi Sinta mengalir deras, mengiringi kepergian Rahwana yang berarti matinya Sang Penculik, yang didalamnya sebenarnya tumbuh cinta sejatinya....

Siapakah sesungguhnya " Arjuna " sejati, Rahwana apa Sri Rama.......?

Salam@poerone2.solo

Rabu, 28 Agustus 2013

PRASANGKA BIANG DARI SEGALANYA....



Dalam kehidupan keseharian kita , seringkali terjadi benturan diantara warga masyarakat, anggota keluarga bahkan dalam lingkup suami istri itu sendiri. Banyaknya sudut pandang yang mayoritas didominasi oleh kepentingan sendiri atau keegoan masing - masing, membuat sesuatu yang sebenarnya sebuah candaan akan bisa berakibat fatal jika tidak berlandaskan hati yang jernih.

Mata itu hanya untuk melihat, bukan untuk menyimpulkan sebuah berita ataupun informasi. Telinga demikian juga, hanya fungsinya untuk mendengar saja. Sedangkan fikiran, itu hanya untuk merangkai semua yang dilihat & didengar...Sekali lagi, bukan untuk menyimpulkan.. Karena HATI lah yang boleh & bisa menyimpulkan itu semua.. Selama hati itu jernih, selama itu pula semua akan baik - baik saja. Karena semua mempertanggungjawabkan masing - masing..Tp, jika tidak berlandaskan dengan hati..maka akan timbullah yang namanya PRASANGKA..

Prasangka menjadi biang dari sebuah ketidakharmonisan dalam hidup bersosial & bermasyarakat. Seringnya kita menyimpulkan hanya karena yang DILIHAT saja atau yang DIDENGAR saja atau bahkan karena buah dari PIKIRAN buruk kita sendiri. 

Kedepankan hati untuk memberikan nasehat dan saran, bukan untuk menghakimi ataupun menuduhnya. Kebesaran hati bisa diukur dari cara & simpatinya, setelah semua itu terjadi. Mungkin kita hanya mengetahui sedikit saja, yang mungkin bisa benar & mungkin juga salah. Jangan sampai malahan nanti menjadikan kita menjadi pahlawan kesiangan, karena hanya secuil yang ditahu tapi seakan tahu segala - galanya. 

Berhati - hati dalam berprasangka buruk, karena tidak cukup maaf saja untuk mengembalikan itu semua...Alangkah indahnya jika semua mempunyai prasangka - prasangka yang baik, kalau toh nantinya tidak baik nyatanya...biarlah itu milik Allah semata.

Salam@poerone2.solo

Senin, 26 Agustus 2013

SURGA ITU " ADA DIMANA - MANA ..."


Terbayang dibenak semua orang, bahwa setiap kenikmatan itu ukurannya adalah Surga. Itulah satu - satunya tempat yang diyakini menjadi tempat yang paling indah & disana akan kekal untuk selama - lamanya. Tapi, apa kita juga harus menunggu surga itu disaat didunia ini harus mencari bekal untuk nantinya disana..?

Semua yang terjadi , nikmat yang ada saat ini..harus kita yakini adalah pilihan yang terbaik untuk kita. Bukankah disetiap kebutuhan itu terselip kata Tuhan ( kebu-Tuhan ), yang berarti bahwa Tuhan akan mencukupi semua kebutuhan - kebutuhan kita. Makan, minum, tempat berteduh, tidur, sehat dsb dll.

Cukupkah kita akan semua itu ?..Apakah kita sudah senang makan cukup dengan sambal & telur goreng..? Apakah kita sudah aman, disaat berteduh dibawah pohon yang rindang disaat turun hujan ?.. Apakah kita bisa atau bahkan terbiasa tidur di tempat lapang nan terbuka....?. Tidak. Pasti ada kemauan - kemauan yang lebih untuk itu semua..Itulah KEINGINAN - KEINGINAN kita...yang aslinya adalah bukan KEBUTUHAN kita.

Jalani hidup apa adanya, bukan berarti tidak berjuang keras untuk kebahagiaan ataupun keinginan - keinginan kita itu. Namun, dengan menikmati apa yang ada..Ini akan membuat kita pandai untuk mensyukuri atas apa - apa yang diberikan Tuhan kepada kita & membuat hati ini lapang untuk selalu bersemangat menggapai apa - apa yang menjadi cita harapan kita.

Dengan berbuat yang terbaik & terindah hari ini, pastinya akan membuat SURGA itu ada dimana - mana bagi kita ... 

Salam@poerone2.solo

HARI INI , HARI TERBAIK KU...

Sejarah hidup... Semua orang pastinya mempunyai sejarah hidup yang pasti terkenang - kenang sampainya sekarang. Mulai dari saat bermain di kampung, saat bersekolah , disaat bekerja pertama kali atau disaat jadi pengantin baru.. Ada suka dan ada duka tentunya didalam perjalanan hidup kita itu. Disaat tersenyum simpul, dapat dipastikan kalau hati kecil kita berharap bisa mengulang itu kembali. Tapi, disaat duka nestapa...hati kecil inipun juga bangga bercampur gembira, karena bisa melewati masa - masa sulit itu. 

Ingat - ingatlah apa yang kita tanam dulu, dari apa - apa yang kita nikmati sekarang ini. Karena semua yang kita dapatkan sekarang ini, adalah buah dari tanaman yang kita tanam dahulu. Dan untuk melihat masa depan kita nanti, ingat - ingatlah apa - apa yang kita tanam hari ini.... Karena itulah yang akan kita panen dihari esok...
 
Hari ini kita bernafas & mengisi waktu dalam menjalani sisa hidup kita. Yang pastinya nanti akan menjadi kenangan diwaktu - waktu esok..Sebelum terlambat untuk membuat kenangan itu penuh tawa canda & kegembiraan bersama, gunakan waktu ini untuk melakukan yang terbaik.. misal..: Kalau jadi anak, jadilah anak yang berbhakti. Kalau jadi orang tua, jadilah orang tua yang bijak. Jika jadi karyawan, jadilah karyawan yang berprestasi. Jadi seorang suami, jadilah suami yang dibanggakan oleh keluarga. Jadi warga masyarakat, jadilah warga yang menjadi teladan , peduli  & santun .dll dsb.

Buat apa masa lalu, kalau kita tidak mau mengambil hikmah pembelajaran dari semua itu dan buat apa masa depan, kalau kita tidak mau meraihnya... Berbuat yang terbaik hari ini untuk membuat senyum sejarah esok hari...

Salam@poerone2.solo