HAMARSUDI PASEDULURAN KANG LINUHUR

Selasa, 05 November 2013

RADEN KOKROSONO....( olo tanpo rupo, yen tumandang mung sedelo )

Raden Kokrosono... Jarang yang mengenal tokoh wayang ini, karena memang jarang dimainkan dalam sebuah pertunjukkan wayang kulit purwo. Tapi, sekarang ini harusnya ketokohan inilah yang harus dimainkan & sering dipertontonkan sebagai upaya untuk mencari seorang pemimpin....

Raden Kokrosono atau Sukrosono, mempunyai bentuk yang buruk rupa alias buto bacang / seperti buto kecil , dia adalah adik dari Raden Bambang Sumantri, putra dari Begawan Suwandhagani ( paman dari Prabu Arjuna Sasrabahu ). Raden Kokrosono lah yang selalu membantu kakaknya yang mau " suwita " ke Prabu Arjuna Sasrabahu & dia lah yang mampu memindahkan Taman Sriwedari sebagai prasyarat diterimanya pasuwitan Bambang Sumantri. Tapi, sungguh tragis & miris hati karena akhirnya Kokrosono mati ditangan kakaknya sendiri demi pangkat, derajat & ambisi......

Kriteria orang baik itu mungkin bisa kita temukan dalam sosok Kokrosono ini, ia selalu siap berkorban untuk kepentingan orang lain, atas dasar cinta dan pengharapan mewujudkan dunia yang ideal. Tak pernah berhitung untung dan rugi atas pilihannya....

Bandingkan dengan pemimpin - pemimpin kita sekarang ini, yang dikuasai pencitraan ala Arjuna yang serba kinclong dan moblong-moblong (pesona diri yang berlebihan). Kokrosono menjadi antitesis yang sangat strategis. Ia melawan arus besar kegandrungan publik atas pemimpin yang memiliki keindahan citra fisik ( harus nggantheng, tinggi besar, kumisan atau berjenggot ) dan anti mentalitas manusia salon. Terbukti, para pemimpin ala Arjuna itu tak memberikan perubahan signifikan bagi bangsa ini. Sebaliknya, bangsa ini justru harus melayani segala kemanjaan para ”Arjuna”, sekaligus jadi tong sampah bagi keluhannya. Lebih menyedihkan lagi, para ”Arjuna” itu sering ngabul-abul (mengacaukan) bin nilep kas negara untuk membiayai kepentingan diri & golongannya yang tidak terbatas dan dilakukannya secara systematis & di backup landasan hukum yang kuat.

Momentum 9 April 2014, kita harapkan bisa melahirkan Kokrosono - Kokrosono baru... Karena bagi Kokrosono, segala pencitraan tak lebih dari kosmetik untuk menutupi berbagai borok, baik borok personal, borok politik, maupun borok sosial. Kokrosono tak butuh bedak dan gincu pencitraan karena ia tak punya borok. Ia sangat percaya diri untuk tampil lugas, apa adanya, penuh sikap kesatria. Ini dadaku, mana dadamu, begitu ia berucap tanpa niat sombong, tapi tegas dan berani.


Kesederhanaan, kejujuran, kepatutan, dan kelayakan menjadi dasar kehadiran ” Kokrosono ”.  

Salam@poerone2.solo









4 komentar:

  1. maaaf salah tulis tu mestinya sukosrono , kokrosono tokoh lain

    BalasHapus
  2. Itu bukan Kokrosono tapi sukosrono adiknya Bambang Sumantri

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang saya minta Raden Kokrosono bukan sukosrono

      Hapus
    2. Àrjuna itu seorang satria yang berbudi bowo leksono...mosok anda samakan dgan pemimpin2 sekarang yg arogan seneng foya2 dapat inspirasi dari mana anda ini...sekolahmu neng ndi dool???

      Hapus