Tidak ada yang tidak kenal dengan pedang samurai..( yang terkenal ketajamannya dan kualitas bajanya ). Kalau tidak ada samurai, sebagai bahan kajian.. bisa memakai sebuah pisau. Karena setiap rumah pasti ada yang namanya pisau...
Kalau mau memperhatikan dengan seksama & baru tersadar sekarang ini, bahwa semua pisau itu dibuat dengan tajam kebawah & tumpul keatas. Apakah ini sebuah kebetulan ?... Apakah ini sebuah hal yang biasa - biasa saja ?. Tentu bukan...Karena, semua sudah menjadi pembelajaran & antisipasi atas semua aktivitas yang berkaitan dengan penggunaan pisau tersebut. Dengan memberikan ketajaman kebawah, dengan harapan tentunya memudahkan didalam sebuah proses pemotongan. Sedangkan yang bagian atasnya dibuat tumpul, dengan pertimbangan keamanan untuk melakukan tekanan bila kesulitan melakukan pemotongan..
Kajian ilmiahnya, mungkin seperti diatas tadi. Namun, ini juga menjadi sebuah filosofi ksatria samurai didalam menjaga kewibawaan sang raja. Apapun titah raja, itulah yang akan dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Benar salah ( bukan menjadi ranahnya ), tapi pengabdian kepada Rajanya itu adalah sebuah harga mutlak yang harus selalu dipegang teguh sampai menutup mata.
Didalam hirarki organisasi ataupun dalam perusahaan, seringkali juga berlaku hukum samurai ini. Salah benar seorang leader, kita sebagai anggota team..ya harus mengamankan kebijakkan tersebut. Walaupun mungkin itu juga sudah dipahaminya & mereka pernah mengalami hal seperti itu, namun karena ada pihak diatasnya yang lebih super power..tidak akan bisa berbuat banyak mengatasi hal tersebut. Jadilah, tumpul ke atas. Karena hanya sendiko dawuh ( org. jawa ) saja, tanpa berani untuk mencoba berargumentasi yang nantinya akan terjadi benturan analysanya. Hal ini berlaku kepada pihak - pihak yang masih mempunyai atasan langsung, karena akan tumpul alias manut - manut mawon lah....
Sesungguhnya bukan karena pengabdian & idealismenya didalam mengikuti kemauan atasan, tapi kembali lagi pada sebuah potensi kehilangan jabatan, yang akan berujung pada sebuah proses NOL kembali , jika mau berproses menjadi seorang karyawan baru di perusahaan yang baru atau bahkan usianya tinggal menunggu pensiun...
Disaat menjadi " anak " , jadilah anak yang berbhakti kepada orang tuanya..
Jika menjadi " bapak ", jadilah bapak yang baik bagi anak - anaknya..
Mudah - mudahan kita semua masih bisa menjadi menikmati sisa hidup ini, dengan senantiasa belajar dari apa yang sudah kita lakukan selama ini.
Salam@poerone2.solo