Dulu kala hiduplah seorang Jenderal Panglima Perang yang sangat memegang prinsip akan sebuah aturan yang tegas & tidak pandang bulu dalam penerapan aturan yang telah disepakatinya. Dia memiliki 3 harimau ganas untuk menghukum anggotanya yang bersalah sampai ke jajaran penasehatnya pula. Jika sang Jenderal menilai
orang itu bersalah dan tidak berkenan atas kesalahan tersebut, mereka
akan dilempar ke kandang harimau agar dicabik dan dimangsa oleh harimau - harimau ganas tersebut, sebagai sebuah peringatan yang tegas & pembinaan bagi yang masih setia kepadanya.
Suatu hari, seorang Komandan Regu membuat sebuah keputusan yang dianggap
salah sehingga membuat sang Jenderal murka. “ Kapten Joyo...! Atas kesalahan yang telah
kamu perbuat, saya selaku Jenderal Panglima Perang ini menjatuhkan hukuman & segera laksanakan hukuman itu. Besok pagi,
giliranmu masuk ke kandang harimau ,” teriak sang Jenderal dengan lantang di depan prajurit2nya.
Kapten Joyo dengan wajah pucat & gemetar berkata lirih, “ Jenderal, hamba telah lama mengabdi
kepada Jenderal dan kerajaan ini lebih dari 20 an tahun. Atas pengabdian hamba
selama ini, hamba mohon waktu penundaan hukuman selama 20 hari saja.
Setelah 20 hari, hamba akan menghadap dan siap menjalani hukuman itu.” sang Jenderal, setelah berpikir sejenak, akhirnya mengabulkan permintaan terakhir anggotanya itu.
Dari sana, si kapten bergegas menuju kandang harimau dan meminta izin
kepada penjaga untuk membantu mengurus harimau - harimaunya selama 20 hari.
Walaupun merasa heran, tetapi karena kapten sendiri yang meminta, dia
pun mengizinkannya. Sejak saat itu, si kapten membantu memelihara harimau - harimau itu, memberi makan, memandikan, membersihkan kandang, dan
memberi perhatian dengan sebaik-baiknya. Setelah 20 hari, rupanya harimau - harimau itu pun menjadi jinak kepada Kapten Joyo.
Tibalah waktu eksekusi. Disaksikan sang Jenderal, dimasukkanlah Kapten Joyo itu ke
kandang harimau. Akan tetapi, betapa terkejutnya Jenderal, saat melihat harimau - harimau ganasnya itu justru jinak padanya. Apa yang terjadi ? Kapten Joyo pun menjawab merendah, “ Jenderal, hamba telah ‘mengabdi’ pada harimau - harimau ini selama 20 hari dan mereka tidak melupakan jasaku. Tapi Jenderal… hamba telah mengabdi kepada kerajaan ini selama 20 an tahun, dan
paduka tega menjatuhkan hukuman ini pada saya. Mohon ampuni kesalahan
saya.” Mendengar itu, sang Jenderal tersentak
kesadarannya. Dengan rasa haru, akhirnya si kapten pun dibebaskan dari
hukuman & diberi sebuah pembinaan.....".
Seringkali sekarung kebaikan dari orang lain, mudahnya terlupa dari ingatan kita. Tapi, kalau sebutir perlakuan yang kurang mengenakkan atau menyakitkan hati.... terkenang sampai kapanpun . Hmmmm, begitukah diri kita..
Mudah2an dengan mengingat budi baik orang lain, bisa menjadikan semangat untuk selalu berbuat baik pula kepada orang lain...
Salam@poerone2.solo